Menatap Pesona Sunset Bumi Tanadoang

Menatap Pesona Sunset  Bumi Tanadoang

Sabtu, 31 Desember 2011

Persoalan Kelangkaan BBM Warnai Detik-Detik Pergantian Tahun 2011

§  Sebuah Renungan Jelang Tahun 2012
Pergantian tahun 2011, ke tahun 2012 tinggal menghitung jam dan menit saja. Namun sayang, persoalan kelangkaan bahan bakar minyak yang selama ini melanda Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, seakan tak kunjung terselesaikan.
Terlebih lagi, setelah pada awal Desember 2011, kapal pengangkut bahan bakar minyak, bernama KLM. Sinar Bahagia, dikabarkan tenggelam, di perairan Bone Kebo, Kabupaten Bulukumba, saat akan melakukan perjalanan menuju Dermaga Rauf Rahman, Benteng dengan mengangkut jatah 30 ton BBM untuk rakyat Kabupaten Kepulauan Selayar.
Peristiwa yang tak jauh berbeda, kembali terulang pada hari Jumat, 30 Desember 2011. Menyusul, terbakar dan meledaknya kapal pengangkut bahan bakar minyak bernama KLM. FajarMentari.
Kapal bernomor lambung 30 GT yang dikemudikan Ambo Seng alias Antri tersebut, sedianya akan berangkat menuju Dermaga Rauf Rahman Benteng Selayar dengan membawa jatah 25 ton BBM untuk keperluan masyarakat di daerah penghasil jeruk manis itu.
Sebagai dampaknya, masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar kembali diresahkan oleh persoalan kelangkaan dan mahalnya harga bahan bakar minyak di tingkat pedagang pengecer yang mencapai Rp. 10.000,- perbotol.
Bahkan dari pantauan wartawan di lapangan hari Sabtu, (31/12) siang, sejumlah pedagang pengecer BBM botolan di daerah ini terpantau mulai menyingkirkan stand penjualan bensin botolan milik mereka ke belakang rumah. Sebagaimana kondisi yang terlihat di ruas jalan Krg. Bonto, Benteng Selayar.
Pada tahun yang sama, masyarakat petani lokal Kabupaten Kepulauan Selayar tampak masih harus diperhadapkan pada persoalan mosi tidak percaya kepada pemerintah kabupaten yang dinilai sangat lamban dalam memecahkan masalah jatuhnya harga vanili di pasaran.
Hal serupa dirasakan masyarakat petani coklat di sejumlah wilayah di daerah ini. Pasalnya, hingga dengan akan berakhirnya tahun 2011, petani coklat tak kunjung terlepas dari persoalan gagal panen yang salah satu penyebabnya adalah sikap lamban pemerintah kabupaten di dalam mengentaskan keberadaan hama tupai yang menjadi pemicu utama seringnya petani coklat mengalami gagal panen.(fadly syarif)       

Jumat, 30 Desember 2011

Kisah Sang Peternak Kambing Di Tengah Lahan Tandus Berbatu

Melakoni pekerjaan sebagai seorang peternak budidaya kambing lokal di tengah perkampungan tandus berbatu, tentu, bukanlah sebuah hal yang mudah untuk dikerjakan oleh lelaki Yaman (53 thn), Warga Desa Sambali, Kecamatan Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, yang telah hampir kurang lebih tiga tahun menggeluti profesinya sebagai seorang peternak kambing lokal di kampung halamannya.
Akan tetapi, perjuangan panjang seorang Yaman, untuk bisa menumbuh kembangkan budidaya peternakan kambing di Desa Sambali, bukan hanya sekedar isapan jempol.
Terbukti, peternakan kambing yang mulai dirintisnya sejak tahun 2009 tersebut, kini, telah berkembang pesat. Hal itu sangat jelas terlihat, dari tingkat perkembang biakan kambing miliknya,  yang kini berjumlah, 200 ekor. Padahal dulunya, Yaman hanya memiliki 30 ekor kambing piaraan.
Andai tak terserang penyakit di awal tahun 2011 lalu, kambing-kambing tersebut, kemungkinannya,  telah mencapai 300 ekor. Kendati demikian, Yaman tidak lantas berkecil hati.
Dia tetap yakin dan percaya, “saban hari”, kawasan pengandangan kambing yang dirintisnya di atas lahan seluas 10 Ha, akan jauh lebih berkembang dari kondisinya saat sekarang ini.  
Bahkan, saat wartawan menyambanginya belum lama ini, Yaman dengan kebesaran hatinya menyatakan, kesiapan untuk menjadi suplayer bibit, bagi para peternak kambing di seluruh pelosok nusantara.
Yaman juga mengaku siap, melayani pesanan bagi warga masyarakat yang membutuhkan ketersediaan kambing untuk keperluan pesta perjamuan ataupun khitanan.
  Kambing-kambing tersebut, rencananya akan dijual dengan harga bervariasi berdasarkan ukuran dan jenis kelaminnya. Untuk kambing betina, harga jualnya berkisar Rp. 400.000,-.
Khusus, untuk kambing pejantan, harga jualnya bisa berkisar antara Rp. 500.000,- sampai Rp. 1.800.000,- per satu ekor, pungkasnya kepada wartawan hari, Senin, (26/12) pagi kemarin.  (fadly syarif)  

SMA Negeri 1 Pasimarannu Nantikan Sentuhan Perhatian Pemerintah Pusat

Program pemerataan pendidikan antara wilayah kepulauan dan daratan yang dituangkan Kementerian Pendidikan Nasional melalui penyaluran anggaran pembangunan penambahan ruang kelas belajar tahun anggaran 2011, mendapat sambutan hangat dari lingkungan tenaga pendidik SMA Negeri 1 Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulsel.
Ucapan terima kasih dan penghargaan disampaikan secara khusus oleh Kepala SMA Negeri 1 Pasimarannu, H. Zainal Abidin, S.Pd, terhadap jajaran Kementrian Pendidikan Nasional.
Ucapan terima kasih tersebut, disampaikan Zainal, atas apresiasi dan dukungan penuh pemerintah pusat melalui Kementrian Pendidikan Nasional dalam rangka menyukseskan penerapan program pemerataan pendidikan antara wilayah daratan dan kepulauan, termasuk salah satunya yang telah dilaksanakan di Kabupaten Kepulauan Selayar.
Terlebih lagi, pada tahun anggaran 2011 ini, “SMA Negeri 1 Pasimarannu ikut kecipratan jatah anggaran pembangunan 2 unit gedung ruang kelas belajar tambahan, senilai Rp. 240.000.000,-“.
Sebagai ungkapan rasa syukur,  panitia pembangunan gedung bekerjasama dengan komite sekolah, langsung bekerja keras untuk merampungkan kedua bangunan ruang kelas belajar tambahan dimaksud, yang saat ini telah selesai sekira 50 %, ujar Zaina menambahkan.
Pihaknya berharap, pemerintah pusat tidak akan pernah merasa lelah dalam memberikan bentuk perhatian seriusnya terhadap upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia anak didik di daerah terpencil dan terisolir.
Terutama, dalam rangka untuk mengatasi kesenjangan dunia pendidikan yang dilatar belakangi oleh persoalan keterbatasan ruang fasilitas belajar, mobiler, bangku, dan meja belajar siswa.
Kendala yang diakui diakui Zainal, merupakan bias dari masih relatif sangat terbatasnya nilai anggaran pendidikan yang dialokasikan pemerintah kabupaten di dalam proses pembahasan dan penyusunan APBD setiap tahunnya.
Akibatnya, sejumlah sekolah di Kabupaten Kepulauan Selayar masih harus tetap memberlakukan jam belajar pagi-sore. Kendati, sistem pembelajaran pagi-sore dinilai sangat tidak efektif untuk diberlakukan.
Sebab pada sore hari, siswa dinilai mulai mengalami penurunan daya serap dan konsentrasi di dalam menerima materi pembelajaran yang disampaikan guru bidang study di dalam ruang kelas belajar.
Terkait hal tersebut, pihak tenaga pengajar di lingkungan SMA Negeri 1 Pasimarannu, kembali menitipkan harapan besar. “kiranya, pemerintah pusat melalui Kementrian Pendidikan Nasional, dapat sekali lagi mengalokasikan anggaran pembangunan, 2 unit  gedung ruang kelas belajar tambahan untuk SMA Negeri 1 Pasimarannu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan”.
Disamping, pihak sekolah juga sangat mengharapkan, segera terbangunnya Gedung Laboratorium Computer, Musholla Sekolah, perumahan guru dan kepala sekolah, serta pemenuhan, kekurangan 75 unit bangku, dan meja belajar siswa di lingkungan SMA Negeri 1 Pasimarannu, kunci putra kelahiran Kabupaten Bulukumba ini.(fadly syarif)

          

          

KLM. Fajar Mentari Meledak Di Perairan Bone Kebo, Tanjung Bira

Perairan Bone Kebo, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi-Selatan kembali menelan korban, menyusul terbakarnya, sebuah kapal pengangkut bahan bakar minyak bernama KLM. Fajar Mentari. Kapal ini bertolak meninggalkan Pelabuhan Lappe’e, Kabupaten Bulukumba, sekira pukul  04.00 subuh, hari Jumat, ( dengan tujuan dermaga Rauf Rahman, Benteng Selayar.  
Saat meninggalkan pelabuhan Lappe’e, Kabupaten Bulukumba, kondisi cuaca terpantau sangat teduh.  Sehingga, penyebab kecelakaan belum diketahui pasti. KLM. Fajar Mentari dikabarkan meledak, setelah dua jam melakukan perjalanan dari pelabuhan Lappe’e, tepatnya, pada titik koordinat 538’-36,24” S dan 120-53’ 16,82” T, (Elev 1682 m).
Kapal bernomor lambung 30 GT  yang dikemudikan Ambo Seng alias Antri ini, berangkat meninggalkan pelabuhan Lappe’e dengan mengangkut sedikitnya 25 ton bahan bakar minyak jenis bensin, dan solar.
Kendati demikian, tidak korban jiwa dalam insiden meledaknya KLM. Fajar Mentari. Pasalnya, nakhoda atas nama, Ambo Seng Alias Antri, berikut tiga orang anak buah kapal, berhasil ditolong oleh KLM. Restu Ilahi yang dikemudikan Daddi, dari Pelabuhan Lappe’e.
Dari empat orang anak buah kapal, salah satu diantaranya diketahui bernama Rifal yang beberapa pekan lalu, sempat ikut terjebak pada musibah tenggelamnya kapal pengangkut bahan bakar minyak KLM. Sinar Bahagia di lokasi kejadian yang sama.
Informasi yang sempat dihimpun wartawan menyebutkan, kapal naas ini diketahui merupakan milik Firdaus alias Daus, nakhoda KLM. Sinar Bahagia yang sempat dikabarkan tenggelam di perairan Bone Kebo, Tanjung Bira, Kabupaten Bulukumba (16/12) lalu.(fadly syarif)
   

Kamis, 29 Desember 2011

Catatan Sejarah Perjalanan Pemerintahan Saksi Bisu, Keberhasilan Mappa Boerera

Awalnya, Mappa Boerera hanyalah seorang anggota TNI-AD dari Kesatuan Lintas Udara 700 Makassar, Sulawesi-Selatan yang pada tahun 1992 dipindah tugaskan ke Mako Kodim 1415 Kabupaten Kepulauan Selayar, atas permintaan pribadinya.
Saat pertama kali, bergabung di Mako Kodim 1415 Kepulauan Selayar, Mappa ditempatkan dalam jabatan Bappurir, selama kurun waktu 4 tahun. Pada tahun kelima, Mappa kembali ditugasi dalam jabatan baru sebagai Babinsa Desa Tanete, Kecamatan Bontomate’ne.
Dari Desa Tanete, Mappa dipindahkan ke Desa Kayu Bau yang masih bertetangga dengan Desa Tanete. Dengan mempertimbangkan beragam rentetan keberhasilannya sebagai Babinsa Desa Tanete, beberapa tahun berikutnya, Mappa kembali diamanahi tugas baru, sebagai Babinsa Desa Bontomarannu, yang kala itu, berada dibawah payung Kecamatan Bontomaero (sekarang, Kecamatan Bontomanai).
Di wilayah penugasan barunya, masyarakat kemudian diam-diam mengusulkan, Mappa Boerera ke Kodim 1415 Kepulauan Selayar, untuk dapat diikut sertakan di dalam proses pemilihan Calon Kepala Desa Bontomarannu, periode 2007-2013.
Menanggapi aspirasi warga, Dandim 1415 Kepulauan Selayar pun melakukan pemanggilan terhadap yang bersangkutan untuk dimintai kesediaannya menjadi seorang calon kepala desa.
Besarnya perasaan cinta seorang Mappa kepada satuan TNI-AD sempat menjadi alasan penolakan baginya, untuk dicalonkan menjadi seorang calon kepala desa.
Kendati akhirnya, Mappa tak dapat berkutik dihadapan Dandim 1415 Kepulauan Selayar, saat dirinya diperhadapkan pada dokumen berisi surat usulan dan dukungan penuh masyarakat terhadapnya.
Pasalnya, aspirasi masyarakat dinilai Mappa sebagai bentuk amanah yang haram hukumnya untuk dilalaikan. Pada saat bersamaan, Mappa tidak mampu berbuat banyak, terkecuali, mengiyakan keinginan masyarakat dan komandannya di Mako Kodim 1415 Kepulauan Selayar.
Alhasil, Mappa terpilih secara aklamasi sebagai Kepala Desa Bontomarannu, Kecamatan Bontomanai. Mappa Boerera resmi menunaikan tugas barunya sebagai seorang kepala desa pada tanggal 30 Juli 2007, pasca pelantikan & pengambilan sumpah jabatan kepala desa terpilih oleh Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, Drs. H. Syahrir Wahab, MM  pada tanggal, 29 Juli 2007 lalu.
Penugasan barunya sebagai seorang kepala desa, diawali dari penerapan program pembangunan SDM, dimulai dari masyarakat sampai kepada aparat pemerintah desa untuk lebih mampu berdisiplin di dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi pemerintahannya sebagai pelayan publik.
Hal ini dilakukan Mappa, guna mendukung terwujudnya “Good Governance” atau pemerintahan yang baik, dalam konsepsi, pemerintahan yang bersih, demokratis, dan efektif, sebagai indikator utama, tergapainya cita-cita masyarakat madani.
Pembangunan bidang infrastruktur, tak lepas mewarnai jalannya roda pemerintahan Desa Bontomarannu di bawah kendali, mantan anggota TNI-AD berpangkat terakhir, sebagai Kopral Kepala ini.
Sukses kegiatan pembangunan bidang infrastruktur diwujudkan Mappa dalam bentuk, pembangunan bendungan mini di Dusun Bontomarannu, disusul, pembangunan fasilitas posyandu di Desa Gojang Utara, pembangunan gedung tambahan TK Wirayudha, pembangunan Baruga Sayang, pembangunan Balai Penyuluh Pertanian, dan pembangunan jalan lingkar, ruas Bontomarannu-Dusun Gojang Utara, menuju Dusun Dallembang Bua’.
Prestasi lain, ditorehkannya pada peraihan sejumlah kejuaraan, bidang seni dan keagamaan. Salah satunya, peraihan piala Juara III Lomba Tadarrus Al Qur’an dalam rangka Peringatan Hari Gerak PKK ke 36 tingkat Kecamatan Bontomanai, serta, dua peraihan juara lain.
Salah satunya, yakni : Juara III lomba nyanyi berpasangan, dalam rangka Peringatan Hari Gerak PKK tahun 2011, Tingkat Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulsel.
Catatan demi catatan prestasi, terus diukir Mappa Boerera, bersama segenap jajaran Pemdes, dan masyarakat Desa Bontomarannu, dengan dukungan Badan Permusyawaratan Desa, sebagai mitra kerja pemerintah desa, pemilik kode wilayah 73.01.04.2008 ini.
Hingga, bukan sebuah hal yang berlebihan, jika rententan prestasi tersebut selanjutnya, ditorehkan dalam catatan lembaran sejarah perjalanan pemerintahan Kabupaten Kepulauan Selayar, yang digoreskan dengan tinta emas, atau blue print, lima tahun pemerintahan Mappa Boerera sebagai Kepala Desa Bontomarannu.(fadly syarif)       



Komoditi Jambu Mente & Kopra Asal Selayar Tembus Pasaran Sulsel, 100 Ton Persatu Pekan

Dalam sepuluh tahun terakhir, ribuan ton komoditi jambu mente dan kopra asal Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, lepas terjual kepada sejumlah pengusaha penampung hasil bumi di Kota Daeng Makassar.
Hal tersebut diungkapkan Rusli Efendy, salah seorang pengusaha penampung lokal di Kabupaten Kepulauan Selayar dalam kesempatan wawancara singkat dengan wartawan hari Rabu, (27/12) petang, di gudang penampungannya yang terletak di jalan poros Bonea, Kelurahan Benteng Utara, Kecamatan Benteng.
Untuk tahun 2011, komoditas kopra dan jambu mente  asal Kabupaten Kepulauan Selayar telah terjual kurang lebih 100 ton ke Makassar. Bahkan, sampai diturunkannya berita ini,  Rusli mengaku, masih menyisakan kurang lebih 4 ton jambu mente lagi, di gudang penampungan miliknya.
Jambu mente ini, dibeli dari warga petani lokal, asal Pulau Jampea, Bonerate, dan beberapa wilayah pedesaan, di daratan Kabupaten Kepulauan Selayar lainnya dengan harga Rp. 6.500 perkilo gramnya. Sedangkan, komoditas kopra, dibeli seharga Rp. 6.100 perkilogram.
Dari tangan para petani, buah jambu mente dan kopra ini, selanjutnya diolah oleh sepuluh orang buruh  yang dipekerjakan Rusli di gudang penampungannya. Dari pantauan wartawan di sekitar gudang penampungan milik Rusli, sejumlah kendaraan roda empat tampak masih hilir mudik, mengangkut buah jambu mente dan kopra yang siap jual. (fadly syarif)    

Senin, 26 Desember 2011

Kodim 1415 Kepulauan Selayar Gelar Operasi Rutin Antar Pulau

Komando Distrik Militer 1415 Kabupaten Kepulauan Selayar,  Sulawesi-Selatan kembali memberikan perhatian khususnya pada peningkatan keamanan teritorial perairan laut Selayar dan sekitarnya.
Hal tersebut, dituangkan personil kodim 1415 Kepulauan Selayar melalui kegiatan kunjungan kerja yang dirangkaikan dengan patroli rutin mengelilingi wilayah kepulauan.
Dandim 1415 Kepulauan Selayar, Letkol Inf. Nefra Firdaus mengungkapkan, “kegiatan patroli rutin ini, rencananya akan diawali dari kecamatan Pasimasunggu, Pasimasunggu Timur, Kecamatan Takabonerate,  Pasimarannu, Pasilambena dan sekitar, dengan menerjunkan lima orang personil.
Kelima personil tersebut masing-masing, Pasi Intel, Kapt. Syarifuddin, Serka Haris, Serka Rahman, Serma Azis, dan Serma Syukur. Kendati demikian, tidak ada penyebutan secara detail, terkait target operasi yang dipimpin langsung oleh Dandim 1415 Kepulauan Selayar tersebut.
Rombongan bertolak meninggalkan ibukota kabupaten, Benteng Selayar, pada hari Senin, (26/12) subuh, dan rencananya baru akan kembali pada hari, Rabu, (28/12) mendatang, jelas Nefra yang dimintai konfirmasi oleh wartawan via telefon selularnya.(fadly syarif) 

Menyambut Kembalinya Sang Dewi Fajar Ke Daratan Bumi Tanadoang

Kesan keterbelakangan, dan potret kehidupan masyarakat miskin merupakan sebuah realita yang keberadaannya sangat sulit dipungkiri di tengah-tengah kehidupan rakyat Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulsel.
Perlahan tapi pasti, realita kehidupan masyarakat miskin Kabupaten Kepulauan Selayar yang hampir setiap saat mewarnai halaman-halaman surat kabar terbitan regional Sulsel, seakan kembali melahirkan kepekaan dan kesadaran di kalangan putra-putri Bumi Tanadoang di daerah perantauan, akan arti pentingnya peran serta putra daerah dalam pengambilan kebijakan program pembangunan.  
Hati dan jiwa mereka, seakan terpanggil untuk kembali membangun tanah leluhur tercinta. Hal yang sama, dirasakan puteri kelahiran Selayar, 28 April 1981 silam.
Naluri dan kepekaan sosialnya, dalam melihat realita kehidupan masyarakat miskin, serta keterbelakangan pembangunan yang tak terpisahkan dari kehidupan keseharian rakyat Kabupaten Kepulauan Selayar, serasa mulai mengusik ketenangan hati seorang Salmah Sumayya.
Hati dan jiwanya pun berontak, melihat realita kehidupan masyarakat miskin dan keterbelakangan rakyat Kabupaten Kepulauan Selayar yang hampir setiap saat mewarnai tayangan halaman-halaman surat kabar terbitan regional Sulsel.
Kondisi keterbelakangan inilah, yang mendorong dan menginspirasi sosok Salmah Sumayyah, untuk bangkit merintis usaha perdagangan souvenir, bercorak Kabupaten Kepulauan Selayar, di Kota Daeng Makassar.
Tidak tanggung-tanggung, “Salmah”, bahkan telah menyatakan kebulatan tekadnya untuk kembali membangun tanah leluhurnya yang telah sekian lama ditinggal merantau ke Makassar.
Sungguhpun dia menyadari, bahwa impian untuk merubah tatanan kehidupan masyarakat ke arah yang lebih baik, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan.
Terlebih lagi, arah kebijakan pembangunan masih berada di bawah kendali pemegang kebijakan dan pemangku kekuasaan daerah.
Bagi Salmah Sumayya, maju di bursa pemilihan calon anggota DPRD Kabupaten Kepulauan Selayar, Periode 2015-2019, merupakan harga mati yang tak lagi dapat ditawar-tawar, demi untuk kepentingan rakyat.
Kendati untuk saat ini, Salmah, baru sementara meneropong partai yang siap mengusung dan mendukung rencananya untuk maju menjadi seorang calon anggota legislatif.
Sejumlah pihak, bahkan mendesak Salmah, untuk bersedia tampil menjadi Balon Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar mendampingi salah seorang putra daerah terbaik Kabupaten Kepulauan Selayar di Makassar, yang rencananya akan kembali maju di bursa Pilkada pemilihan Balon Bupati & Wakil Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, periode 2015-2019.
Atas desakan ini, Salmah menyatakan pikir-pikir dalam menentukan sikap dan keputusan terbaik yang harus dilakukannya. Keputusan, sepenuhnya berada di tangan rakyat Kabupaten Kepulauan Selayar.  
Bila dalam perkembangannya, rakyat memang berkehendak agar sosok Salmah Sumayya,  maju menempati kursi orang nomor dua di Bumi Tanadoang. Maka sikap tersebut, akan menjadi keputusan bersifat final dan tak lagi dapat diganggu gugat oleh pihak manapun juga, tandas mantan Reporter, merangkap bagian marketing dan sirkulasi Tabloid Amanah ini.
Kabupaten Kepulauan Selayar dikenal memiliki kekayaan potensi holtikultura yang berpeluang untuk ditumbuh kembangkan sebagai salah satu daya tarik tersendiri, bagi para investor bidang perkebunan dan pertanian.
Sehingga dengan demikian, masyarakat tidak lagi  akan perlu menunggu kehadiran seorang investor, hanya untuk persoalan pemasaran hasil pertanian milik petani lokal, cetusnya.
Melalui kehadiran investor, program percepatan pembangunan, sudah pasti akan dapat berjalan mulus. Bersamaan dengan terwujudnya, kehidupan masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar yang lebih baik,  maju dan sejahtera, kunci Salmah Sumayyah. (fadly syarif)  

Minggu, 25 Desember 2011

Antrian di Stasiun Pengisian BBM Sambut Perayaan Natal Di Kepulauan Selayar

Guratan kekhawatiran akan sulitnya mendapatkan jatah bahan bakar minyak jenis bensin di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, sangat jelas tergambar dari kerut wajah warga masyarakat kota Benteng dan sekitarnya yang pada hari Minggu, (25/12) pagi, tampak kembali berjubel memadati kawasan stasiun pengisian bahan bakar di ruas jalan Pahlawan, Kelurahan Benteng Utara, Kecamatan Benteng.
Ratusan unit kendaraan roda dua dan puluhan unit mobil tampak berderet memadati kawasan pertamina sembari menanti giliran untuk mendapat jatah bahan bakar.
Meski tidak ada pengamanan khusus yang dilakukan aparat Kepolisian Resort Kepulauan Selayar, suasana antrian di sekitar stasiun bahan bakar minyak milik H. Paha tersebut, terlihat berlangsung aman dan terkendali.(fadly)   

Menyusuri Rutinitas Pengrajin Emping Melinjo Di Kompleks Cahaya Tani, Benteng Selayar

Angka di telefon selularku menunjukkan pukul 09. 49 WITA, saat sepeda polygon warna biru yang ku kayuh, melintasi kompleks Cahaya Tani, di ruas jalan Jend. Veteran, Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan.
Hingga sejurus kemudian, aku tersentak mendengar riuh suara hammer dari beberapa rumah di gang kecil yang terletak di belakang Toko Cahaya Tani itu. Sejenak ku tertegun, hati kecilku berpikir,  mungkin ada  warga masyarakat yang tengah melakukan aktivitas pembangunan rumah.
Pandangan mataku pun ku arahkan ke beberapa bangunan rumah yang berada di sisi kiri-kananku, sembari memasang kedua daun telingaku untuk memastikan sumber riuh suara hammer tersebut.
Insting dan naluri jurnalistik yang dipicu rasa penasaran, akhirnya mengantarkan langkah kakiku untuk menyusuri sumber riuh suara hammer yang terdengar begitu berirama.
Usai menepikan dan memarkir sepeda kesayanganku, aku langsung bergegas menuju ke salah satu bangunan rumah panggung atas bawah, berukuran sederhana yang terletak di sisi kanan jalan setapak, tempatku memarkir sepeda.
Assalamu Alaikum, ucapku..., sembari mengetuk pintu bagian bawah kolong rumah. Wa Alaikum Salam...Masukki, Jawab Sang pemilik rumah dengan penuh ke ramah-tamahan.
Memasuki pintu rumah, mataku langsung tertuju pada seorang ibu, berusia paruh bayah yang sedang asyik memainkan palu di atas batu berukuran segi empat beralaskan plastik bening, berselip, biji melinjo yang sebelumnya telah disangrai dengan menggunakan kuali dan kompor minyak.
Rutinitas pembuatan keripik melinjo yang dilakukan Halimah, sekaligus menjawab teka-teki akan sumber suara hammer yang terdengar membahana di sekitar kompleks Toko Cahaya Tani, Pada hari, Minggu, (25/12) pagi.
Dari pantauan wartawan terungkap, “aktivitas, pembuatan emping melinjo di kompleks ini, merupakan rutinitas pagi masyarakat, terutama pada hari libur, semisal, hari Minggu dan hari-hari libur nasional lain.
Hal tersebut, dibuktikan dengan rekaman gambar kesibukan pembuatan keripik emping melinjo yang berhasil diabadikan dari sejumlah rumah di kompleks gang cahaya tani, Benteng Selayar.
Kerajinan pembuatan emping melinjo di daerah ini, rupanya tidak hanya dilakoni oleh kaum perempuan. Akan tetapi, kaum laki-laki pun terlihat begitu mahir memainkan hammer di atas batu beralas plastik bening, berselip biji melinjo yang selanjutnya diolah menjadi keripik. (fadly syarif)   

Sabtu, 24 Desember 2011

MUI Sulsel Haramkan Pencurian Aliran Listrik, PT. PLN (Persero) Ciptakan Regulasi Kebijakan Baru

Majelis Ulama Provinsi Sulawesi-Selatan kembali mensosialisasikan fatwa terbarunya terkait dengan hukum pencurian aliran listrik PLN. Dalam fatwanya MUI Sulsel dengan tegas menandaskan, “Mencuri Aliran Listrik Hukumnya Haram”.
Fatwa tersebut didasarkan, pada petikan surat Al Maidah ayat 5-8 yang sangat jelas  menggariskan, “Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah SWT. Sesungguhnya, Allah SWT Maha Perkasa, lagi Maha Bijaksana”.    
Pernyataan ini diungkapkan Kepala PLN Ranting Selayar, Cabang Bulukumba, A. Muh. Idris Limpo, saat menerima kunjungan wartawan di ruang kerjanya, pekan lalu.
Dikatakannya, terkait dengan fatwa MUI Sulsel yang mengharamkan kegiatan pencurian aliran listrik,  pihak PT. PLN (Persero) kembali membuat regulasi kebijakan baru seputar biaya penyambungan baru bebas UJL (uang jaminan langganan, red). Kendati, instalasi milik pelanggan, tetap adalah tanggung jawab pelanggan itu sendiri, tandasnya.
Regulasi kebijakan baru sengaja diciptakan PLN untuk memberikan cara mudah, harga murah, dan proses cepat kepada pelanggan maupun calon pelanggan pengguna jasa listrik, di Indonesia pada umumnya, dan Kabupaten Kepulauan Selayar, pada khususnya.
Kebijakan baru PT. PLN (Persero) dituangkan pada pemberian tiga pilihan alternatif, biaya pemasangan baru untuk masyarakat. Saat ini, pemasangan baru untuk daya 900 VA, telah dapat dijangkau masyarakat dengan tarif Rp. 675.000,-. Selebihnya, untuk pemasangan baru berdaya 1.300 VA, masyarakat hanya dikenakan biaya Rp. 975.000,-.
Tarif murah juga dikenakan pada kegiatan pemasangan baru berdaya 2.200 VA. Dimana nilanya hanya berkisar Rp. 1.650.000, cetus Idris menutup perbincangan dengan wartawan. (Fadly Syarif)   
  

Jumat, 23 Desember 2011

Udin Poppo, Kotak Amal Berjalan di Selayar

Poppo yang satu ini, bukanlah mahluk halus, seperti pemahaman masyarakat pada umumnya. Tapi Poppo, adalah sapaan akrab masyarakat Ibukota Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, bagi pria berusia sekira 40 tahun yang kerap mondar-mandir dari satu tempat, ke tempat lain, tanpa arah dan tujuan yang jelas.
Poppo’ bukan pula, seorang aktivis organisasi kemanusiaan, atau pun aktivis pencinta lingkungan, Pengurus Masjid, dan atau Pengurus Panti Asuhan. Namun, beberapa bulan terakhir, Poppo kerap berjalan dengan menenteng sebuah ember plastik kecil dan baju bertuliskan kotak amal.
Tak heran, bila belakangan, pria bernama lengkap Udin Poppo ini dianugerahi gelar baru sebagai Kotak Amal berjalan oleh masyarakat kota Benteng dan sekitarnya.(fadly syarif)

Rabu, 21 Desember 2011

Penderita Muntaber Dan Diare Menurun Drastis di RSUD KH. Haiyung

Pelayanan kesehatan di Kabupaten Kepulauan Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, kian menunjukkan keberhasilan. Indikator tersebut, terlihat dari mulai sepinya, RSUD KH. Haiyung dari kunjungan pasien rawat inap.
Dari catatan RSUD KH. Haiyung, kasus diare dan muntaber yang satu tahun kemarin, sempat bertengger pada posisi kasus luar biasa, untuk tahun 2011 ini menurun drastis.
Terbukti, sejumlah kamar di ruang rawat inap Jeruk dan Melinjo RSUD Kabupaten Kepulauan Selayar, terpantau lengang dari keberadaan pasien. Termasuk, ruang instalasi perawatan pasien diare dan muntaber.   
Padahal, musim  mangga yang kerap menjadi pemicu melonjaknya angka kasus muntaber di daerah ini, telah hampir berlalu. Bersamaan dengan mulai langkanya buah mangga di pasaran.
Hal ini kata dr. Muh. Fadly, merupakan simbol dari mulai meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. Terlebih lagi, setelah digencarkannya sosialisasi hidup sehat di tengah-tengah kehidupan masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar, baik yang dilaksanakan di daratan maupun di daerah kepulauan terpencil.
Pernyataan ini diungkapkan, dr. Muh. Fadly dalam perbincangan singkat dengan wartawan bertempat di Warung Kopi Intan, Benteng Selayar, hari Rabu, (21/12) sore.
Fadly berharap, kegiatan evaluasi dan pembenahan yang saat ini tengah berlangsung di lingkungan internal RSUD KH. Haiyung dapat memberi manfaat positif pada peningkatan layanan kesehatan dasar masyarakat. (fadly syarif)



Pengurus DPD KNPI Kepulauan Selayar Jatuh Telentang di Ujung Jembatan Bua-Bua

Angin kencang yang sempat melanda Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan pada pekan pertama bulan Desember 2011 kemarin, begitu banyak menyisakan catatan peristiwa yang sepatutnya menjadi bahan renungan bagi ummat  manusia secara umum, terkhusus, untuk masyarakat Bumi Tanadoang.
Terbukti, angin kencang  tak hanya mengakibatkan kerusakan rumah warga masyarakat di Desa Barugaiya, Kecamatan Bontomanai. Tetapi lebih jauh, angin kencang, juga terpantau sempat  merubuhkan baliho Ketua DPD II Partai Golkar Kabupaten Kepulauan Selayar, Drs. H. Syahrir Wahab, MM di ruas jalan Jend. Achmad Yani, Benteng, tepat di depan Gedung Juang 45.
Akan tetapi, saat gambarnya akan diabadikan pada hari Rabu, (21/12), baliho tersebut telah kembali berdiri tegak. Peristiwa yang sama, ikut menimpa baliho milik Ketua DPD KNPI Kabupaten Kepulauan Selayar, Aji Sumarno, S.Stp yang ikut memasang beberapa wajah pengurus KNPI lainnya di daerah ini.
Dari pantauan wartawan hari, Rabu (21/12) petang, baliho milik menantu Drs. H. Syahrir Wahab, MM ini, terlihat jatuh dalam posisi tengadah menghadap ke langit dan menjadi tempat tergenangnya sisa-sisa air hujan.(*)    


Minggu, 18 Desember 2011

Ilham Arief Sirajuddin & Azis Qahar Muzzakkar Mengaku Matang, Jelang Pilgub Sulsel


Potongan Perahu Sampan Terdampar Akhirnya Berhasil Dievakuasi Ke Darat

Atas  bantuan warga masyarakat dan Babinsa Kelurahan Benteng Utara, barang bukti, potongan perahu sampan nelayan, sepanjang kurang lebih 3 meter yang  terdampar di pesisir pantai Lingkungan Mangara Bombang, Kelurahan Benteng Utara, Kecamatan Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, berhasil dievakuasi ke darat, pada hari Minggu, (18/12) siang, sekira pukul 11.30 WITA.
Tindakan evakuasi dilakukan, setelah sebelumnya penemuan potongan sampan ini sempat dikoordinasikan dengan pemerintah kelurahan Benteng Utara dan Camat Benteng.
Babinsa Kelurahan Benteng Utara menandaskan,  evakuasi sengaja dilakukan untuk menghindari potongan perahu tersebut kembali dihantam ombak, dan akhirnya terseret lebih jauh dari lokasi awalnya.   
Informasi yang dihimpun di lapangan menyebutkan, potongan perahu sampan ini diperkirakan berasal dari luar wilayah Kabupaten Kepulauan Selayar dengan mengingat, wilayah perairan Kepulauan Selayar yang berdekatan dengan Pulau Samalona, Kodingareng, Kota Makassar dan sekitarnya.
Terkait penemuan ini, masyarakat mengharapkan, “pihak-pihak terkait, dapat kembali mengefektifkan posko penanggulangan bencana di masing-masing wilayah kelurahan, desa, dan kecamatan, terutama yang kawasannya berada di daerah pesisir pantai”.
Kendati, posko penanggulangan bencana daerah di tingkat kabupaten telah sejak lama melakukan langkah antisipasi menyambut mulai masuknya musim cuaca buruk.
Masyarakat juga berharap, Dinas Perhubungan, Komunikasi & Informasi Kabupaten Kepulauan Selayar dapat menyiagakan reviter dan alat komunikasi radio panggilnya guna memudahkan arus komunikasi, bila sewaktu-waktu terjadi peristiwa yang berada di luar dugaan.
Terlebih lagi, kondisi angin kencang yang disertai dengan badai gelombang pasang dalam beberapa hari terakhir, dinilai sejumlah pihak sangat rawan menjadi pemicu terjadinya kecelakaan pelayaran di laut. (fadly)
     

Sabtu, 17 Desember 2011

Mengantisipasi Musibah Pelayaran Kapal MV. Minanga Ekspres Diistrahatkan

Menyusul mulai berhembusnya angin barat di atas langit Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, dua kapal cepat yang sehari-harinya melayani route penyeberangan, Dermaga Rauf Rahman Benteng Selayar, dan Dermaga Lappe’e, Kabupaten Bulukumba, terpaksa menghentikan sementara aktivitas pelayarannya.
Sampai hari, Rabu, (14/12) pagi,  kapal fiber MV. Minanga Ekspress 05 dan 07 tampak masih duduk manis di bibir kolam perlindungan, Dermaga Rauf Rahman, Benteng Selayar.
Padahal, kedua kapal asal Tanjung Pinang ini, biasanya lebih banyak berada di Kabupaten Bulukumba. Terutama, saat musim barat mulai melanda perairan laut Kabupaten Kepulauan Selayar dan sekitarnya.  
Komandan Pos SAR Kabupaten Kepulauan Selayar, Djunaidi, S.Sos mengungkapkan, “pelayaran, kapal fiber MV. Marina Express 05, dan MV. Marina Express 07 sengaja dihentikan sementara untuk menekan potensi kecelakaan pelayaran, selama musim barat tahun 2011 ini”.
Penghetian sementara arus pelayaran kedua kapal fiber ini, tak lebih dari sekedar, aba-aba kehatia-hatian, bagi para pemilik perusahaan armada pelayaran untuk senantiasa mawas diri. Sebelum kemudian, korban kecelakaan pelayaran kembali mengalami pertambahan.
Sampai diturunkannya berita ini, Djunaidi tidak berani memastikan sampai kapan, pelayaran kapal cepat ini akan diistrahatkan. Yang pasti, kapal akan kembali diizinkan berlayar, saat kondisi gelombang laut kembali normal, seperti sediakala, pungkas Jun, saat dikonfirmasi via telefon selularnya, hari Senin, (14/12) pagi.   (fadly)

    


  


Polres Kepulauan Selayar Lakukan Antisipasi Dini Jelang Cuaca Buruk Tahun 2011

Aparat Polres Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan mulai melakukan serangkaian persiapan dalam rangka mengantisipasi cuaca buruk tahun 2011, menyusul mulai berhembusnya angin barat dalam beberapa pekan terakhir.
Kapolres Kepulauan Selayar, AKBP. Setiady, SH kepada wartawan menyampaikan, “Mengantisipasi cuca buruk tahun ini, Polres Kabupaten Kepulauan Selayar, telah menyiagakan dan membentuk formasi regu tanggap bencana yang terdiri atas satu peleton pasukan unit reaksi cepat yang selanjutnya akan bergabung dengan personil Pos Sar Kepulauan Selayar.
Polres Kepulauan Selayar, bahkan telah menyiapkan satu unit tenda komando/lapangan, berikut, dukungan beberapa buah velbed, dan satu unit kapal patroli cepat yang diharapkan dapat berfungsi maksimal dalam membantu proses evakuasi korban kecelakaan laut maupun peristiwa banjir.
Senada dengan pernyataan Kapolres, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kepulauan Selayar,  H. Eddi Sujarman hari Senin, (14/12) pagi menandaskan, “Jauh sebelum musim barat mulai bertiup, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar, telah lebih awal menyiagakan satu peleton personil gabungan, masing-masing, dari unsur BPBD, Tim Tagana, dan unit pemadam kebakaran, serta Tim Rescue”.
Sebagai bentuk dukungan pemerintah kabupaten, terhadap kelancaran tugas-tugas tim di lapangan, sejumlah persiapan fisik pun telah dilakukan, mulai dari penyiapan, tandu, tenda komando, tenda keluarga sampai kepada penyediaan 15 unit fasilitas velbed.
Selain itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Kepulauan Selayar juga telah menyiagakan, satu unit perahu karet, berikut, sarana proteksi keamanan diri berupa,  20 buah life jacket, dan 1 buah ring boy.
Fasilitas ini kata Eddi, diperuntukkan khusus untuk mendukung kelancaran kegiatan operasional patroli, dan evakuasi korban, bila sewaktu-waktu terjadi musibah kecelakaan kapal tenggelam, tandas mantan Sekretaris Badan Keuangan Kabupaten Kepulauan Selayar ini. (fadly) 

Ikan Langka, Perusahaan Penampung Nganggur

Dalam beberapa pekan terakhir, kelangkaan ikan di pasar sentral Bonea, Kabupaten Kepulauan Selayar mulai dirasakan sejumlah ibu rumah tangga di daerah ini.
Bilapun ada, harga ikan baru bisa dijangkau dengan harga bervariasi antara Rp. 15.000,- sampai Rp. 20.000,- per enam ekor. Itupun, mereka  hanya bisa memperoleh ikan kecil.
Dari pantauan wartawan di lapangan, sejumlah perusahaan penampung ikan di dalam ruas kota Benteng, terlihat hanya diwarnai oleh keberadaan keranjang ikan dan tumpukan gabus kosong tak berisi.
Kondisi Pasar Sentral Bonea pun terpantau semakin lengang dari kunjungan pembeli. Terkait hal tersebut, sejumlah pedagang pasar pun, nekat menjajakan dagangan sayur dan ikan, dengan berkeliling kota Benteng, menggunakan becak di tengah terik panas matahari.(fadly)  
     
     

Antisipasi Cuaca Buruk Nelayan Pesisir Bongkar Mesin Perahu

Mengantisipasi kembali berhembusnya cuaca buruk untuk tahun 2011, puluhan nelayan pesisir di Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, tampak mulai mengevakuasi perahu mereka ke darat.
Sebahagian warga nelayan terlihat mengamankan perahu di sekitar tanggul pantai, dan pekarangan rumah. Bahkan, salah satu warga nelayan di ruas jalan Soekarno Hatta, Benteng, terpantau telah membongkar mesin kapal jollornya.
Sembari menantikan kembali membaiknya cuaca di sekitar perairan Kabupaten Kepulauan Selayar, sebahagian warga nelayan lebih memilih untuk tinggal di rumah dan memperbaiki perlengkapan melaut milik mereka, semisal jaring dan perahu. (fadly syarif)

TOP RELEASE

Gaul Cell Selayar

Gaul Cell Selayar
Jual Beragam Jenis Telefon Selular & Melayani Service Kerusakan Ponsel
Powered By Blogger