Menatap Pesona Sunset Bumi Tanadoang

Menatap Pesona Sunset  Bumi Tanadoang

Senin, 28 November 2011

Desa Jinato Bangkit Sebagai Industri Pembuatan Perahu

         Pulau Jinato merupakan salah satu dari sembilan gugusan pulau berpenduduk yang secara administratif berada di bawah pemerintahan Kecamatan Takabonerate, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan.  
Pulau ini dihuni oleh kurang lebih 284 kepala keluarga yang terdiri atas 241 orang penduduk laki-laki dan 43 orang penduduk wanita. Secara keseluruhan penduduk tersebut tinggal mendiami 38 unit rumah permanen, dan 30 unit rumah semi permanen.
Bahkan, sampai saat ini masih terdapat sebahagian warga lain yang harus tetap tinggal mendiami 152 unit rumah non permanen. Meski dari segi ekonomi, kehidupan masyarakat di daerah ini rata-rata terlihat telah lebih mapan.
Dimana hal tersebut, dapat dibuktikan dari deretan ratusan unit perahu jollor di sepanjang pesisir pantai Desa Jinato yang sehari-harinya menjadi motor penggerak roda perekonomian masyarakat nelayan pesisir setempat.
Laju pertumbuhan ekonomi masyarakat Desa Jinato juga sangat jelas terlihat dari keberadaan 21 unit kios, berikut, 2 unit warung, dan satu unit pasar desa sebagai pusat transaksi ekonomi terbesar di tingkat desa.
Kendati sebelumnya, Pulau Jinato tak lebih dari sekedar gugusan pulau kosong tak berpenghuni yang oleh masyarakat selanjutnya disulap menjadi kawasan pembibitan pohon kelapa dengan memberdayakan lahan seluas 27 Ha.
Bersamaan dengan kian padatnya jumlah penduduk di desa itu, masyarakat pun mulai bangkit mengembangkan pulau Jinato sebagai basis pengembangan wilayah peternakan 342 ekor ayam kampung, dan 220 ekor bebek.
Hingga akhirnya, Pulau Jinato mengalami perkembangan yang kian pesat sebagai kawasan pengembangan peternakan 7 ekor kambing dan 7 ekor sapi bali bantuan dari Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulsel.
Sehingga dengan demikian, sempurnalah sudah keberadaan Pulau Jinato sebagai pusat pengembangan roda perekonomian masyarakat pesisir, terutama setelah mulai berkembangnya program keramba apung tancap dan industri pembuatan perahu tradisional yang dalam perkembangannya mulai banyak dilirik oleh pemesan dari luar Desa Jinato, tanpa terkecuali oleh Gubernur Sulsel, DR. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.Si, MH.
Usai membuka kegiatan Takabonerate Island Expedition III, Syahrul meminta kalangan pers untuk dapat memaksimalkan promosi Pulau Jinato sebagai kawasan industri pembuatan perahu di Sulawesi-Selatan.
Penegasan itu disampaikannya, setelah mendengar informasi warga masyarakat setempat tentang harga pesanan perahu buatan Pulau Jinato yang nilainya berkisar antara Rp. 40 juta sampai Rp. 60 juta persatu pesanan.
Tolong abadikan gambar perahu buatan masyarakat Pulau Jinato dan tulis bahwa Jinato tak hanya dikenal dengan Taman Laut Nasional Takaboneratenya. Akan tetapi, Jinato juga merupakan kawasan industri pembuatan perahu, cetusnya sesaat sebelum bertolak meninggalkan Pulau Jinato dengan menggunakan helikopter. (*)

Blogger AM Snorkeling di Taka Bonerate

Setelah menempuh perjalanan sekira 8 jam dari Kota Benteng, tepat pukul 22.00 WITA, 9 anggota Komunitas Blogger Anging Mammiri Makassar pun berhasil menapakkan kaki di dermaga Pulau Jinato.
Di pulau inilah Genderang "Taka Bonerate Islands Expedition (TIE III)  ditabuh" oleh Gubernur Sulsel, Syahrul Yasin Limpo pada hari Senin, 21 November 2011.
TIE merupakan agenda tahunan Pemprov Sulsel dan Pemkab Kepulauan Selayar untuk mengangkat keindahan kawasan terumbu karang eksotik dan kawasan atol ketiga terbesar dunia yang terdapat di Takabonerate.
162 rombongan yang ikut dalam trip pertama ini kemudian menikmati makan malam di rumah Kades Jinato, sebelum kami diantar ke rumah Asfar, yang akan menjadi "home stay" peserta dari AM.
Suasana pulau yang didominasi warga turunan Bugis asal Sinjai ini terlihat begitu meriah. Warga bersukacita. Di pulau ini, jalan telah berlapis semen, pantai yang dulunya mudah terkikis air laut kini telah dipasangi tanggul, dermaga pun sudah ada.
Sebagai pekerja LSM konservasi kelautan yang pada tahun 1996 pernah bertugas di pulau Jinato, saya sangat merasakan situasi yang begitu berbeda. Bahkan, keesokan harinya kami langsung menjejal terumbu karang di bagian barat Pulau Tinabo Besar untuk snorkeling.
Pulau yang kini dikelola oleh Balai Taman Nasional Taka Bonerate ini menawarkan keindahan karang dan ikan hias. Nursamsu, karyawan BPD Unit Syariah Maros, bahkan mencoba "dive intro" dipandu instruktur selam PADI Nazrun Jamil di sana. Rela merogoh koceknya demi pengalaman pertama menyelam di Taka Bonerate.
"Saya terkesan sekali, serasa ingin lama dalam air" kata Suwardi Daeng Mappe, blogger lainnya yang baru kali ini melihat pesona Taka Bonerate dengan snorkeling.(*)

Ince Langke Semarakkan Hari Jadi Selayar


Anggota Komisi D DPRD Ince Langke mengingatkan kepada tokoh- tokoh Selayar di Makassar untuk menyemarakkan hari jadi Selayar yang akan dihelat pada tanggal 29 November 2011.

"Ini akan menjadi ajang buat kita untuk membangun semangat ber-Selayar guna menghilangkan perbedaan. Jangan sekedar seremonial tapi makna dan motivasinya apa lagi Takabonerate akan menjadi tempat wisata level Nasional,"kata Wakil ketua DPD I Golkar Sulsel yang dinonaktifkan sejak 2010 tersebut di ruang kerjanya, Kantor DPRD Sulsel, Makassar, Kamis (24/11/2011).
"Jadi dengan adanya semangat ber-Selayar tentu menjadi modal sumber daya manusia dalam menopang wisata kebanggan kita, itu kan sudah Sknya dari Mengko Kesra, "kata perintis hari jadi Selayar ini pada 29 November 1992.
Menurut mantan ketua DPRD Selayar dua periode ini, ingin membentuk ikatan solidaritas guna dijadikan ikatan untuk  kemudian diarahkan untuk sumberdaya pembangunan wisata Selayar. "Itulah yang kita mau telusuri dulu, ikatan apa ini yang kita pakai untuk ikatan semangat berselayar," tutur Ince.(*) 

Mengawali Pagi Bersama Dua Manusia Super Dari Pulau Bonerate

Embun pagi masih tampak membasahi lembaran dedaunan, di kala kuterjaga dari tidur panjangku, setelah semalaman suntuk aku mengarungi perjalanan dengan menumpangi kapal motor kayu dari ibukota Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar untuk bisa tiba di Kecamatan Pasimarannu.
Mengawali hari Jum’at pagi yang cerah, tanpa banyak membuang waktu, aku langsung melanjutkan perjalanan penelusuranku ke Dusun Limbo, Desa Batu Bingkung, untuk bertemu dengan Jumu’ seorang lelaki penderita cacat tuna netra yang disebut-sebut memiliki beragam kelebihan, salah satu diantaranya ilmu kekebalan.
Mengawali pertemuanku dengan Jumu’ kutarik bungkusan rokok class mild yang selalu menjadi teman setia dalam setiap perjalanan expedisi liputanku ke manapun aku melangkah.
Kubakar ujung luarnya, sembari menawari Jumu’ yang sedari tadi memandangiku. Setelah beberapa menit berbincang dengan Jumu. Akupun bergegas meninggalkan rumah kayu berukuran sederhana yang setiap harinya menjadi tempat kediaman Jumu bersama ibu kandungnya.
Berselang beberapa kemudian, langkahku tiba-tiba terhenti melihat tingkah aneh seorang lelaki berusia uzur yang tengah menyulut lengannya dengan rokok tembakau.
Wooww..sungguh menakjubkan.......gumanku dalam hati, sembari mendekati pria rentah yang oleh masyarakat setempat, akrab disapa Ode Anwar itu. Ku abadikan atraksi aneh dihadapanku dengan camera yang sebelumnya sudah ku stand by kan.
Pertemuanku dengan Jumu’ dan Ode Anwar hari itu, seakan menghapus semua kesan lelah dan letih yang aku rasakan di sepanjang perjalanan dari ibukota Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar menuju Pulau Bonerate. (*)     

Menikmati Perjalanan Panjang Menuju Pulau Bonerate

Jam  di telfon selularku telah menunjukkan pukul 12. 24 WITA saat kapal motor yang kutumpangi melepas tambang di dermaga Rauf Rahman Benteng Selayar, untuk selanjutnya bertolak menuju Pulau Bonerate mengantarkan rombongan Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Pasimarannu  yang hari itu turut didampingi Kepala Desa Lambego, Sambali, dan Kades Batu Bingkung.
Hari  kamis siang itu, cuaca terbilang cukup teduh dan bersahabat, sehingga akupun dapat menikmati perjalanan panjang sambil sesekali mengarahkan pandangan ke arah tepian pantai yang dihiasi deretan pohon nyiur melambai di sepanjang pesisir arah selatan Kabupaten Kepulauan Selayar dengan latar belakang deretan pemukiman nelayan tradisional.
Melintasi pantai Padang, mataku langsung tertuju pada bangunan keramba apung tancap yang dalam kurun waktu lima tahun terakhir kerap disuarakan oleh Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar sebagai salah satu bentuk program pemberdayaan masyarakat nelayan pesisir.
Sejenak aku berpikir, tingkat kesejahteraan masyarakat nelayan pesisir di daerah penghasil jeruk manis itu mulai menunjukkan peningkatan, terlebih lagi dengan ikut meningkatnya pendapatan nelayan dari hasil menggarap keramba apung tancap.
Indah panorama alam laut lepas pantai bagian selatan Kabupaten Kepulauan Selayar seakan terus membangkitkan naluri dan insting Jurnalistikku untuk mengabadikan beberapa moment  gambar yang sempat terlihat di sepanjang perjalananku menuju Pulau Bonerate, dua diantaranya yakni, bangunan mercusuar di perbatasan Desa Appatanah dan Desa Tambolongan, serta pemandangan sunset di atas langit Desa Polassi.
Dari arah kejauhan, pemandangan Pulau Kayuadi dan Pulau Panjang pun mulai nampak jelas terlihat, sebagai simbol teduhnya perairan laut Kabupaten Kepulauan Selayar. Ekspedisi pelayaranku ke Pulau Bonerate terasa kian sempurna di saat mataku tertuju pada lompatan se ekor ikan pari dan terangnya bintang langit yang disempurnakan oleh pemandangan rembulan memerah yang baru akan meninggalkan peraduannya.          
Sampai-sampai, kekuatan pergantian arus di tengah laut  luas pun seakan tak berarti apa-apa bagiku. Bahkan, kekuatan arus yang sesekali memukul-mukul ke arah badan kapal kuanggap tak lebih dari sekedar irama musik sendu di tengah perjalanan.
Kapal motor Karya Murni yang kutumpangi bersama dengan rombongan Ketua Tim Penggerak PKK Kecamatan Pasimarannu tiba dengan selamat di Dermaga Panjang Pulau Bonerate sekira pukul 04.00 hari, Kamis dini hari.(*)
   

Kamis, 17 November 2011

Pepe, Bocah Tunarungu Generasi Penerus Bangsa

Lahir dalam kondisi normal, tentu merupakan impian terindah yang diharapkan oleh semua manusia di atas permukaan bumi ini. Dan tak satupun, mahluk ciptaan Allah SWT yang menghendaki dirinya terlahir dalam kondisi tidak normal, atau dengan kata lain, menunjukkan ketidak mampuan mental, emosi, dan fisik.
        Keinginan yang sama sudah pasti pernah dirasakan pepe. Begitulah orang kerap menyapa bocah penderita tunarungu, berusia sekira 12 tahun, asal Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan ini.
            Lantaran tidak mampu untuk berkomunikasi secara normal seperti orang-orang di sekitarnya, pepe terpaksa harus berbicara dengan menggunakan bahasa isyarat yang sesekali diikuti suara berintonasi tinggi, meski tak  seorangpun di sekitarnya yang mampu memaknai ucapannya.
            Yang pasti, bahwa pepe adalah bocah periang dan murah senyum yang pandai berpose di depan camera. Terbukti, pepe acap kali memperdengarkan gelak tawanya, dikala dia merasakan ada sesuatu yang lucu di sekitarnya. Tak terkecuali, disaat penulis mencoba mengabadikan gambarnya.
Saat camera diarahkan padanya, pepe langsung memasang action dengan mengacungkan dua jarinya, sembari tersenyum ringan sebagai gambaran keluguan hati seorang bocah tak berdosa yang tengah mencari jati dirinya.
             Dilihat dari sikap dan perangainya, “pepe” persis sama dengan bocah lain seusianya yang suka bermain dan sesekali tertawa renyah. Satu kelebihan yang dimiliki seorang pepe, karena dibalik ketidak mampuannya berbicara, “pepe” ternyata mampu mengoperasikan computer yang dilengkapi perangkat personal warnet.
Kemahiran pepe mengoperasikan computer sangat jelas terlihat, dikala pepe mencoba untuk mengkoneksikan jaringan internet di warnet Asix langganannya dengan menggunakan peramban google chrome yang tertera di layar computer.
Sebuah warung internet yang terletak di Jalan poros Bonea, Kelurahan Benteng Utara, Kecamatan Benteng, tepatnya di ujung sebelah utara Ibukota Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar.(*)   
      
           
  

Rabu, 16 November 2011

Spanduk Penyadaran HIV Dan AIDS Warnai Ruas-Ruas Jalan



Stop Penyebarluasan HIV & AIDS

Masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan menyatakan komitmen untuk menyetop penyebarluasan virus HIV dan AIDS di seluruh wilayah Bumi Tanadoang yang sekaligus dimaksudkan guna menghapus stigma dan diskriminasi di dalam dunia kerja.
            Pemerintah kabupaten, bersama masyarakat bahkan bersepakat untuk melindungi para pekerja dan lingkungan dunia usaha di daerah itu dari sasaran penyebarluasan virus HIV dan AIDS.
Pernyataan kesepakatan ini terungkap dalam rangkaian upacara Peringatan Hari Kesehatan Nasional (HKN) ke 47 Tingkat Kabupaten Kepulauan Selayar, tahun 2011 yang disemarakkan dengan pemasangan beragam spanduk berisi kampanye penyadaran HIV dan AIDS.(fadly)  
    

Dukung & Sukseskan Penerapan KTP Elektronik Secara Massal


Seakan tak pernah mengenal lelah, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan terus mensosialisasikan pemanfaatan satu KTP, KTP Nasional, dan satu identitas. 
Bupati Kabupaten Kepulauan Selayar, Drs. H. Syahrir Wahab, MM melalui Dinas Kependudukan & Catatan Sipil, meminta dukungan dan peran aktif masyarakat untuk dapat menyukseskan penerapan KTP elektronik secara massal pada setiap kantor kecamatan yang telah mulai berlaku efektif sejak bulan Agustus sampai Desember 2011 mendatang.
Dia mengingatkan, warga negara yang memiliki lebih dari satu KTP akan diberikan sanksi sesuai ketentuan Pasal 97 UU No. 23 Tahun 2006 Tentang : Adminduk dengan ancaman pidana penjara maksimal 2 tahun dan atau denda senilai Rp. 25 Juta.
Hal tersebut diungkapkannya, sesaat setelah melakukan registrasi pemanfaatan e-KTP di ruang pelayanan KTP, Kantor Camat Benteng beberapa hari lalu. Menurutnya,   Pemerintah Kabupaten Kepulauan telah melakukan koordinasi langsung ke Dirjen Kependudukan dan Kemendagri.
Dengan demikian, diharapkan tidak lagi akan terjadi pemanfaatan KTP double di Kabupaten Kepulauan Selayar. Terlebih lagi, penerapan program e-KTP akan memungkinkan munculnya data kependudukan secara nasional.
Selama ini, kampanye penerapan KTP elektronik secara massal telah cukup gencar dilakukan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar, salah satu diantaranya melalui pemasangan spanduk pada beberapa ruas jalan yang cukup padat dilalui warga masyarakat, terang Syahrir.(fadly)  

Perkokoh Persatuan & Kesatuan NKRI Melalui Momentum Peringatan HUT ke 40 Kopri

Bila tidak ada aral melintang, hari Selasa, (29/11) mendatang, Pengurus Korps Pegawai Republik Indonesia, Korpri Cabang Kabupaten Kepulauan Selayar baru akan menggelar upacara Peringatan HUT ke 40 Korpri.  
            Pelaksanaan upacara dijadwalkan akan terpusat di halaman kantor bupati setempat, sekira pukul 7.30 WITA, beberapa menit sebelum digelarnya detik-detik Upacara Puncak Peringatan Hari Jadi Kabupaten Kepulauan Selayar ke 406.
            Dan untuk lebih menyemangati, Peringatan Hut Korpri tingkat Kabupaten Kepulauan Selayar, tahun 2011 ini, panitia mencoba mengangkat Tema Sentral : “Dengan Semangat HUT ke 40 Korpri, Kita Tingkatkan Pembinaan Jiwa Korps Pegawai Republik Indonesia Dalam Ke Bhineka-an Guna Memperkokoh Persatuan & Kesatuan NKRI”              Hal tersebut dijelaskan Ketua Panitia, Nur Ali, SH di ruang kerjanya hari Rabu, (16/11) siang. Dikatakannya, mengawali penyelenggaraan upacara, panitia telah menjadwalkan beberapa rangkaian kegiatan dalam rangka menyemarakkan Peringatan HUT ke 40 Korpri, tahun 2011 ini.
Diantaranya, pertandingan Bola Volly Ball, lomba pengucapan Sapta Pra Setia Korpri, serta, lomba paduan suara Mars Korpri, diselingi, Lomba Lagu Dangdut. Kegiatan pertandingan, dan lomba ini sendiri, rencananya akan dipusatkan di pelataran Plaza Marina Benteng, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan sampai pada tanggal, (23/11) mendatang.
            Sebagai puncaknya, peringatan HUT ke 40 Korpri tingkat Kabupaten Kepulauan Selayar akan ditutup dengan agenda ziarah dan tabur bunga ke Taman Makam Pahlawan Desa Barugaiya, Kecamatan Bontomanai, jelas Mantan Kepala Dinas Kependudukan & Catatan Sipil Kabupaten Kepulauan Selayar ini.(fadly)
    

406 Tahun, Usia Kabupaten Kepulauan Selayar Dalam Mengarungi Bahtera Pembangunan

Nuansa Peringatan Hari Jadi Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan ke 406 terasa kian kental. Sejumlah persiapan tampak mulai dipersiapkan pemerintah kabupaten dalam rangka menyukseskan Momentum hari bersejarah yang diperingati pada setiap tanggal 29 November 2011 tersebut.
Sampai hari Rabu, (16/11) siang, kesibukan panitia kian padat, mulai dari menetapkan logo hari jadi, tema, dan sub tema, sampai kepada pelaksanaan rapat-rapat kepanitiaan yang digelar di ruang rapat pimpinan Kantor Bupati Kepulauan Selayar.
Usai memimpin rapat hari Rabu, (16/11) siang, Asisten Tata Praja, Nur Ali, SH, bertindak selaku ketua panitia, langsung menggelar siaran pers, bertempat di ruang kerjanya. Dalam kesempatan itu, Nur Ali menyampaikan harapan, kiranya seluruh seksi yang terlibat di dalam unsur kepanitiaan dapat segera menyetor usulan kegiatan berdasarkan estimasi anggaran yang telah disepakati sebelumnya.
Usulan dimaksud, sudah harus diterima panitia paling lambat hari Jumat, (19/11) pagi bertempat, di ruang sekretariat panitia, yang dalam hal ini dipusatkan di ruang kerja Kepala Bagian Hukum Setda, Drs. Taufik Nurharas, tandas mantan Kepala Dinas Kebudayaan & Pariwisata Kabupaten Kepulauan Selayar di era pemerintahan Drs. H.M. Akib Patta itu.
Dikatakannya, Peringatan hari jadi Kabupaten Kepulauan Selayar ke 406 tahun ini akan sangat jauh lebih bermakna, dikala masyarakat dapat berpartisipasi dan berperan aktif pada setiap tahapan rangkaian kegiatan yang  menyertai peringatan hari jadi itu sendiri.
Minimalnya, masyarakat dapat kembali menumbuhkan kesadaran untuk menciptakan lahirnya kehidupan lingkungan yang sehat melalui kegiatan bersih lingkungan dan pemasangan umbul-umbul di pekarangan rumah masing-masing.
Kewajiban pemasangan baliho dan spanduk ini, berlaku mutlak untuk lingkungan SKPD dan instansi unit kerja non vertikal, termasuk di dalamnya perusahaan swasta, dan kawasan pertokoan.
Dalam kaitan itu, panitia telah mengirim surat berisi himbauan kepada masing-masing unit kerja, dan sekolah yang terdapat di wilayah daratan Kepulauan Selayar untuk sesegera mungkin, melakukan pemasangan umbul-umbul dan spanduk.
Nur Ali, SH juga berharap banyak, semoga, peringatan hari jadi kali ini dapat dihadiri oleh tokoh masyarakat Kepulauan Selayar yang berada di luar daerah, termasuk para pengurus organisasi Persatuan Masyarakat Selayar (Permas, red).
Nur Ali bahkan secara blab-blabkan, sempat menyinggung tiga nama tokoh masyarakat yang paling diharapkan untuk bisa menghadiri momentum peringatan hari jadi Kabupaten Kepulauan Selayar ke 406 masing-masing : Tanriabeng, bersama puteranya, Emil Abeng dan KH. Muchtar Adam.
Menurutnya, kehadiran ketiga orang tokoh masyarakat ini sangat diharapkan akan memberi nilai tambah terhadap kesempurnaan agenda upacara peringatan hari jadi yang rencananya akan dipusatkan di alun-alun Tribun Lapangan Pemuda Benteng.
Saat dimana, Gubernur Sulawesi-Selatan, DR. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.Si, MH dijadwalkan akan meresmikan beberapa proyek-proyek fisik tahun anggaran 2011 dan sekaligus, melakukan penyerahan sertifikat kepemilikan tanah dari Badan Pertanahan Nasional kepada warga masyarakat pemilik lahan.
Disusul kemudian, dengan kegiatan malam resepsi dan penyelenggaraan seminar mengangkat topik “Sejarah Masuknya Islam di Kabupaten Kepulauan Selayar”.
Dijelaskannya, Hari jadi Kabupaten Kepulauan Selayar ke 406 tahun ini mengangkat tema sentral : Membangun Profesionalisme, Daya Saing dan Kemandirian Daerah Menuju Selayar Maju, Sejahtera, dan Religius.
Disamping itu, Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar juga telah menetapkan sedikitnya tiga sub tema yakni : Dengan Semangat Hari Jadi Selayar ke 406, Kita Tingkatkan Profesionalisme dan Pelayanan Prima Dalam Mendukung Kemajuan Di Semua Sektor Pembangunan.    
Dengan Semangat Hari Jadi Selayar ke 406, Kita Tingkatkan Daya Saing dan Produktivitas Daerah. Dengan Semangat Hari Jadi Selayar ke 406, Kita Tingkatkan Pemberdayaan Untuk Mewujudkan Kemandirian Daerah.
Ketiga sub tema tersebut, merupakan gambaran harapan pemerintah dan masyarakat Kabupaten Kepulauan Selayar dalam mengarungi bahtera pembangunan selama kurang lebih lebih 406 tahun, kuncinya.(fadly) 


Lelah & Letih Merasuki Tubuh Sehabis Wawancara Hingga Jelang Petang

Senja di sore hari mulai bergelayut di atas langit Bumi Tanadoang, namun aku belum juga beranjak meninggalkan ruang kerja Asisten Tata Praja Pemkab Kepulauan Selayar dikarenakan kesibukan wawancara dalam rangkaian memperingati Hari Jadi Kabupaten Kepulauan Selayar ke 406, dan Peringatan HUT Korpri ke 40 tahun 2011.  
Sejenak ku melirik jam di telfon selularku yang telah menunjukkan pukul 17.26 WITA, sembari mendengarkan dan mencatat satu persatu penjelasan Asisten Tata Praja, Nur Ali, SH, terkait materi wawancara yang aku pertanyakan.
Setelah seluruh data kuanggap valid, akupun berpamitan dan segera melangkah meninggalkan ruang kerja asisten satu. Tapi bukan berarti, tugas jurnalistikku telah berakhir hari ini.
Pasalnya, aku masih harus mengabadikan beberapa moment gambar di luar kantor bupati, sekaitan dengan materi wawancaraku dengan Asisten Tata Praja. Usai mengabadikan gambar-gambar tersebut, aku belum bisa pulang ke rumah.
Sebab aku harus berburu waktu deadline untuk menayangkan berita hasil wawancaraku edisi hari Rabu, 16 November 2011.Dengan menggunakan kendaraan roda dua aku beranjak meninggalkan lokasi pengambilan gambar menuju warnet langgananku yang berada di jalan poros ujung kota Benteng.
Sesampainya di warnet, dua gelas minuman ringan, jenis Mountea dan sebatang rokok Class Mild kuletakkan di atas meja computer, bersama dengan lembaran-lembaran kertas berisi catatan hasil wawancaraku.
Setelah mengaktifkan perangkat computer yang ada dihadapanku, akupun mulai menuliskan semua inspirasi berpikirku untuk menuntaskan bahan berita yang harus segera aku kirim hari ini.
Tanpa sedikitpun menghiraukan langit Kabupaten Kepulauan Selayar yang mulai gelap di luar sana. Meski aku sadar, aku belum pernah makan sekalipun hari ini. Aaahhh...persetan dengan persoalan makan siang, dan makan malam, gumamku dalam hati.
Bagiku, menyelesaikan tumpukan catatan bahan pemberitaan jauh lebih berarti, ketimbang persoalan makan dan waktu rehat. Begitulah setiap harinya, aku harus melewatkan hari-hariku sebagai seorang insan journalis yang bertugas untuk memburu dan menyajikan menu informasi terhangat bagi publik.
Bila pekerjaan lagi numpuk, aku tak jarang harus pulang ke rumah pada pukul 03.00 dini hari untuk mengambil jatah rehat. Untuk kemudian, pada keesokan harinya, aku akan kembali bergelut dengan kesibukan tugas-tugas liputan dan menulis berita.
Beruntung operator warnet Asix, selalu setia menemaniku sampai aku menuntaskan pekerjaanku. (*)

TOP RELEASE

Gaul Cell Selayar

Gaul Cell Selayar
Jual Beragam Jenis Telefon Selular & Melayani Service Kerusakan Ponsel
Powered By Blogger