Menatap Pesona Sunset Bumi Tanadoang

Menatap Pesona Sunset  Bumi Tanadoang

Selasa, 06 Desember 2011

Catatan Pahit Getir Kehidupupan Journalis

Defisit Anggaran Pembangunan Dan Belanja Daerah yang sudah dalam kurun waktu dua tahun anggaran terakhir, melanda lingkungan Pemerintah Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan, tampak mulai berpengaruh signifikan terhadap kelancaran perputaran roda perekonomian di daerah ini.
Bahkan, imbas defisit anggaran mulai turut mempengaruhi kelancaran operasional kegiatan peliputan di kalangan para pekerja kuli tinta di daratan Bumi Tanadoang, terutama untuk mengolah data dan informasi menjadi sebuah berita.
Pasalnya, pembayaran biaya langganan koran pun terkadang baru dibayarkan bendahara pemerintah pada bulan ketiga dalam tahun berjalan. Itupun, bila anggaran daerah tidak sedang mengalami defisit seperti sekarang.  
Dalam kondisi seperti itu, konsekuensi meminjam computer SKPD, sampai Laptop perangkat pemerintah desa terkadang menjadi sebuah hal yang tak lagi dapat terhindarkan.
Terlebih lagi, untuk mendukung kelancaran tugas pengolahan berita yang harus dikirim ke meja redaksi masing-masing media. Cara ini tak jarang dilakukan para pekerja kuli tinta lokal di saat mereka harus mengejar deadline.
Kondisi terparah terkadang dialami wartawan media harian, baik terbitan regional Sulsel, maupun media terbitan nasional yang jam deadlinnya telah ditetapkan redaksi hanya sampai pada pukul 15.00 WITA.
Pada musim paceklik seperti ini, camera yang harusnya menjadi satu-satunya senjata seorang pekerja kuli tinta tak jarang harus ke luar masuk rumah gadai untuk menutupi tingginya biaya operasional pengiriman berita via warnet yang tak jarang pula menumpuk menjadi sebuah catatan utang.
Untuk aku pribadi,  di luar dugaan, pembengkakan nilai utang pengiriman berita di warnet untuk tahun 2011 mengharuskan aku untuk  kembali menggadaikan satu-satunya camera shoot mini DV kesayanganku, senilai Rp. 600.000,- kepada salah seorang rekan dekatku.
Parahnya, karena camera shoot cadangan yang kuharapkan bisa digunakan sementara pun, tiba-tiba mengalami kerusakan mekanik yang membutuhkan biaya perbaikan senilai kurang lebih Rp. 1.000.000,-.
Jangankan untuk memperbaiki camera, membeli tas sandangpun untuk tahun ini rasa-rasanya sangat berat bagiku terlebih disaat kondisi uang simpanan kian menipis. Padahal, harga tas sandang sebenarnya tidaklah seberapa.
Menggunakan tas sobek yang sudah nyaris putus, masih jauh lebih baik, ketimbang aku harus menggadaikan independensi kewartawananku hanya untuk meraup rupiah. 
Meski harus kuakui, biaya kos-an untuk bulan Desember bulan belum lagi lunas terbayar. Dalam kondisi ini, sepertinya aku harus berpikir lebih dalam lagi bagaimana caranya mencetak rupiah yang lebih besar, paling tidak, untuk bisa menutupi biaya kos-anku sebesar Rp. 300.000,- perbulannya.  (*)       

Tidak ada komentar:

TOP RELEASE

Gaul Cell Selayar

Gaul Cell Selayar
Jual Beragam Jenis Telefon Selular & Melayani Service Kerusakan Ponsel
Powered By Blogger